Pengertian ilmu filsafat lebih detail

Selasa, 18 Oktober 2011

posting ini ditujukan bagi kamu sedang mencari tahu tentang pengertian filsafat yang lebih detail? tapi bagi yang sudah tahu tentang pengertian filsafat jika ingin membaca posting ini juga tidak saya larang untuk membacanya,
Brubacher menjelaskan pengertian filsafat secara etimologi sebagai berikut :
philosophy was, as its etymology from the Greek word filos and sofis, suggest, love of wisdom or learning. More over it was love of learning in general, it sub-sumed under one heading what today we call sciences as well as what we now call philosophy. It is for this reason that philosophy is often referred to as the as the mother as well as the queen of the sciences (Brubacher, 1962 : 20).
filsafat berasal dari perkataan yunani, filos dan sofia yang berarti cinta kebijaksanaan atau belajar, ilmu pengetahuan. Lebih dari itu dapat diartikan cinta belajar pada umumnya, dalam proses pertumbuhan ilmu-ilmu (sciences) hanya ada di dalam apa yang kita sebut sekarang filsafat. Untuk alasan inilah sering dikatakan bahwa filsafat adalah induk atau ratu ilmu pengetahuan.
Runes dalam “Dictionary of philosophy” menerangkan sebagai berikut :
Philosophy (Gr. Philein, to love, sophis, widsom)
: the most general science
: seeking of wisdom and wisdom sought
originally, the rational explanation of anything, the general principles under which all facts could be explained. In this sense indistinguishable from science, … now, popularly, the science, the criticism and systematization or organization of all knowledge, drawn from empirical science, rational learning, common experience, or wherever.
Dalam bahasa indonesia nya adalah :
filsafat berasal dari kata Yunani philein, cinta, sophia, kebijaksanaan)
: ilmu yang paling umum
: usaha mencari kebijaksanaan
asalnya, penjelasan rasional dari sesuatu, prinsip-prinsip umum yang menerapkan segala fakta; dalam pengertian ini tidak dapat dibedakan dengan science, … sekarang secara populer diartikan sebagai ilmu dari pada ilmu, kritik dan sistematika atau organisasi dari semua ilmu pengetahuan, yang berasal dari ilmu yang empiris, pelajaran yang rasional, pengetahuan biasa atau di manapun.
Brauner dan burns dalam buku “Problems in education and philosophy”, menyatakan :
To ask “what is philosophy?” is usually to ask “what is the subject matter or philosophy?”. In one sense the sense of considering what philosopher have or used as their subject matter – the answer to that question must be “anything, ……” (Brauner and Burn, 1965 : 7)
bertanya tentang apakah filsafat itu, biasanya sama dengan menanyakan apakah materi atau obyek filsafat itu? Dalam satu pengertian – pengertian apakah yang diambil atau dipakai oleh ahli filsafat itu sebagai materi – jawaban atas pertanyaan tersebut pastilah “sesuatu, segala sesuatu,….”
menurut brauner dan burns, maka arti filsafat dapat dipahami dengan mengetahui apakah obyek filsafat itu, apakah yang diselidiki oleh filsafat?
Para ahli menerangkan bahwa obyek filsafat itu dibedakan sebagai berikut :
1.Obyek materia atau obyek material filsafat yaitu segala sesuatu yang ada dan mungkin ada, baik materi konkret, psisik, maupun yang material abstrak, psikis. Termasuk pula pengertian abstrak-logis, konsepsional, spiritual, nilai-nilai. Dengan demikian obyek filsafat tak terbatas, yakni segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada
2.Obyek forma atau obyek formal filsafat yaitu menyelidiki segala sesuatu itu guna mengerti sedalam dalamnya, atau mengerti obyek materia itu secara hakiki, mengerti kodrat segala sesuatu itu secara mendalam (to know the nature of everything). Obyek formal inilah sudut pandangan yang membedakan watak filsafat dengan pengetahuan. Karena filsafat berusaha mengerti sesuatu sedalam dalamnya.
Tetapi sesungguhnya, tiap ilmu pengetahuan pun mempunyai kedua obyek itu, obyek material dan obyek formal. Hanya saja, obyek material ilmu pengetahuan amat terbatas, tertentu. Demikian pula obyek formal ilmu pengetahuan, sudut pandang ilmu pengetahuan, tujuan ilmu pengetahuan tertentu pula. Misalnya obyek material ilmu jiwa, ilmu ekonomi, sosiologi, ilmu kesehatan, ilmu pendidikan, dan sebagainya. Adalah sama yaitu manusia. Dan karena obyek formal masing-masing ilmu tersebut berbeda, maka dengan mudah dapat dibedakan ilmu yang satu dengan yang lain.
Obyek material suatu ilmu dapat saja sama, indentik. Tetapi obyek formal ilmu tidak sama. Sebab subyek formal ialah sudut pandang, tujuan penyelidikan. Sebagai contohnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Ilmu Obyek material Obyek formal
Kesehatan Manusia Kondisi kehidupan
Ekonomi Manusia Kebutuhan dan cara memenuhinya
Sosiologi Manusia Antar hubungan sosial
Pendidikan Manusia Pembinaan kepribadian
Psikologi Manusia Tingkah laku

Dengan demikian pada dasarnya, untuk mengenal esensi suatu ilmu, bukanlah pada obyek materialnya, melainkan pada obyek formalnya.

0 Comments:

Posting Komentar

jangan lupa komentarnya y teman-teman???

 
FaceBlog © Copyright 2009 CAMPURBRO | Blogger XML Coded And Designed by Edo Pranata | Blogger Templates