SEKILAS PERKEMBANGAN PSIKOLOGI

Senin, 24 Oktober 2011

Pengantar

Psikologi sebagai suatu ilmu merupakan ilmu yang relatif muda apabila dibandingkan dengan ilmu-ilmu yang lain. Namun demikian telah cukup lama masalah psikologi dibicarakan oleh para ahli. Meskipun psikologi sebagai suatu ilmu yang telah memisahkan diri dari filsafat, tetapi ini tidak berarti bahwa psikologi tidak terkena pengaruh filsafat.

1. Pengaruh Filsafat pada Psikologi

Seperti kita ketahui psikologi semula tergabung dalam Filsafat, sehingga segala sesuatu yang ada dalam Filsapat berpengaruh pada bidang psikologi. Abad ke-17 merupakan abad berkembangnya ilmu pengetahuan (science). Dimana sebelum itu orang berpegangan pada pendapat Aristoteles dan juga ahli-ahli lain yang pada umumnya ahli filsafat. Pada abad ke-17 itulah pandangan baru muncul dan menjadi pandangan yang dominant yaitu Empirisme, yaitu suatu pandangan yang menyatakan bahwa untuk memperoleh ilmu pengetahuan adalah harus melalui Pengalaman (Empiris). Melalui observasi untuk memperoleh kenyataan yang objektif. Descartes sebagai salah seorang ahli yang langsung berpengaruh pada psikologi modern (Schultz dan Schultz, 1992).

>> Rene Descartes (1596-1650)

Kontribusi Descartes yang menonjol dalam bidang psikologi ialah ingin memecahkan persoalan tentang hubungan antara psikis atau jiwa (mind) dan badan (mind-body problem). Menurut Descartes psikis merupakan dunia material (material world), dua hal yang mempunyai sifat-sifat yang berbeda.

>> John Locke (1632-1704)

Locke membedakan adanya dua macam pengalaman, yaitu yang datang dari pengindraan (sensation) dan yang datang dari refleksi (reflection). Ideas atau pengertian yang datang dari pengindraan adalah dari sensory input, langsung dari objek fisik yang datang dari lingkungan dan merupakan impression yang sederhana.

2. Pengaruh Psikologi dan Pengetahuan Alam Pada Psikologi

Psikologi Eksperimental bermula dari pengaruh pengetahuan alam dan fisiologi pada psikologi. Ada empat orang ahli yang dipandang sebagai orang yang mengadakan eksperimen-eksperimen yang kemudian sangat berpengaruh penggunaan ekperimen dalam psikologi, yaitu Hermann von Helmholtz, Ernst Weber, Gustav Theodore Fechner dan Wilhelm Wundt (Schlutz dan Schultz, 1992). Eksperimen-eksperimen tersenut berkembang di Jerman, tidak di Prancis atau di Inggris. Untuk selanjutnya maka jerman merupakan sumber eksperimen-eksperimen yang berkaitan dengan psikologi.

a) Herman Von Helmholtz (1821-1894)

Helmholtz mempunyai minat dalam bidang psikologi dan penelitiannya menganai kecepatan stimulus pada penglihatan dan pendengaran. Helmholtz juga mengadakan eksperimen mengenai waktu reaksi. Penelitian tersebut menghasilkan bahwa terdapat perbedaan individual, juga terdapat perbedaan antara orang yang sama dari suatu eksperimen ke eksperimen yang lain.

b) Ernst Weber (1795-1878)

Sumbangan Weber dalam psikologi ialah hasil eksperimennya mengenai ambang dua titik pada kulit, yaitu bagaimana atau sejauh mana subjek dapat merasakan atau mempersepsi dua buah titik atau stimulus yang dikenakan pada bagian kulitnya. Apabila subjek antara kedua titik itu relative pendek subjek merasa adanya satu stimulus. Tetapi pada jarak tertentu (jarak kedua titik agak renggang), subjek merasa adanya dua stimulus. Eksperimen ini mendemostrasikan tentang ambang dua titik (the two-point threshold), yaitu ambang dimana dua titik stimulus dapat dirasakan oleh subjek.

c) Gustav Theodore Fechner (1801-1887)

Menurut Fehner ada dua cara untuk mengukur keindraan, yaitu:
Orang dapat menentukan apakah stimulus itu ada atau tidak, dapat diindra atau tidak.
Orang dapat mengukur intensitas, yaitu subjek dapat menyatakan pengindraannya yang pertama terjadi, ini merupakan ambang absolut bawah (the absolute lower threshold) (Underwood, 1949) atau juga disebut ambang stimulus (Towsend, 1953). Ini berarti bahwa stimulus dibawahnya belum dapat diindra ataupun dipersepsi.

Metode yang dikemukakan oleh Fechner dikenal dengan metode psikofisik.

a) Wilhelm Wundt (1832-1920)

Psikologi Wundt adalah ilmu mngenai pengalaman kesadaran (conscious experience), maka metode yang digunakan dalam psikologi adalah obsevasi mengenai pengalaman tersebut. Hanya orang yang mempunyai pengalaman tersebut yang dapat mengadakan observasi. Karena itu metodenya adalah Introspeksi yaitu penelitian seseorang dengan obsevasi dirinya sendiri mengenai keadan psikisnya yang kemudian metode ini dilanjutkan oleh Tichener, salah seorang muridnya.

Mengenai introspeksi Wundt mengajukan beberapa hokum atau ketentuan, yaitu: (1) Observasi harus mempu menetukan kapan prose situ terjadi: (2) observer ahrus memusatkan perhatiannya: (3) observer harus mampu mengulangi observasi berulang kali: (4) eksperimenter harus mampu mengontrol manipulasi dari stimulus.

b) Hermann Ebbinghaus (1850-1909)

Materi yang digunakan dalam eksperimennya adalah yang sekarang dikeanal dengan nonsense syllables, merupakan langkah yang cukup maju dalam eksperimen mengenai belajar. Disamping nonsense syllables juga digunakan deretan angka yang tidak berarti (Woodwort, 1951). Metode yang digunakan Ebbinghaus antara lain the learning time method dan the relearning method.

c) Oswald Kulpe (1862-1915)

Pada metode ini Kulpe menekankan pada aspek subjektif, kualitatif dan report yang mendetail dari subjek mengenai sifat proses pemikirannya. Tujuan Kulpe ialah ingin meneliti secara langsung apa yang terjadi dalam diri subjek selama bergantungnya kesadaran pada diri subjek.

3. Psikologi Fungsional

Tokohnya bernama William James (1842-1910) yang terkenal dengan bukunya “the Priciples of Psychology” yang telah terbit apda tauhn 1890. ada beberapa alas an yang dapat dikemukakan yaitu:

1. Tulisannya cukup brilian.

2. Ia menentang keadan yang telah ada pada waktu itu. Ia mementang posisi Wundt dan pengikutnya, yaitu bahwa tujuan psikologi adalah menganalisis kesadaran dalam elemen-elemen.

3. James menawarkan pendekatab lain untuk melihat psikis yaitu dengan pendekatan fungsional.

Karena itu psikologi James dapat dipandang sebagai psikologi fungsional, yaitu psikologi yang memandang psikis (mind) sebagai fungsi atau digunakan oleh organisme untuk menyesuaikan atau adaptasi dengan lingkungannya. Salah satu teori atau pendapat yang paling popular adalah teorinya menmgenai emosi. Menurutnya bahwa gejala kejasmanian merupakan sebab timbulnya emosi.

4. Psikologi Behaviorisme

Kalau di jerman timbul aliran strukturalisme dan di amerika timbul aliran Fungsionalisme (james), maka di rusia timbul aliran Behaviorisme dan berkembangpula di amerika dan merupakan aliran yang mempunyai pengaruh cukup lama.

a. Ivan Petrovich Pavlov (1849-1936)

Menurut Pavlov aktivitas organisme dapat dibedakan atas:

‹ Aktivitas yang bersifat refleksif, yaitu aktivitas organisme yang tidak disadari oleh organisme yang bersangkutan. Organisme membuat respon tanpa disadari sebagai reaksi terhadap stimulus yang mengenainya.

‹ Aktivitas yang disadari, yaitu aktivitas atas kesadaran organisme yang bersangkutan. Ini berarti bahwa stimulus yang diterima oleh organisme itu sampai di pusat kesadaran dan barulah terjadi suatu respon.

b. Edward Lee Thorndike (1847-1949)

Dari eksperimennya Thordike mengajukan adanya tiga macam yang sering dikenal dengan hokum primer dalam hal belajar, yaitu:

© Hukum Kesiapan (the law of readiness).

© Hukum Latihan (the law of exercise).

© Hukum efek (the law of effect).

Menurut Thorndike belajar yang baik harus adanya kesiapan dari organisme yang bersangkutan. Apabila tidak adanya kesiapan maka hasil belajarnya tidak akan baik.

c. Burrhus Frederick Skinner (1904-1990)

Skinner membedakan prilaku atas:

Prilaku yang alami (innate behavior), yang kemudian disebut juga sebagai respondent behavior (Hergenhahn, 1976) yaitu prilaku yang ditimbulkan oleh stimulus yang jelas, prilaku yang bersifat refleksif.
Prilaku Operan (operant behavior), yaitu prilaku yang ditimbulkan oleh stimulus yang tidak diketahui oleh organisme itu sendiri. Prilaku operan belum tentu di dahului oleh stimulus dari luar.
d. John B. Watson (1878-1958)

Pandangan Watson dapat diikuti dalam artikelnya yang berjudul “Psychology as the Behaviorirst Views It” dalam Psychological Review tahun 1913. Watson mengadakan Eksperimen mengenai konsisi pada anak anak sebagai akibat pengaruh Pavlov. Salahsatu eksperimennya ialah dengan menggunakan bayi sebagai objek coba yang diberikan minuman dari botol. Sebelum botol diberikan, lebih dahulu dibunyikan bel, hal tersebut di lakukan berulang kali dan menyimpulkan bahwa pada bayi terbentuk respon berkondisi yaitu dengan bunyi bel- sekalipun tidak diberikan minuman dari botol- bayi tetap menunjukan gerakan mulut seperti mengenyut dot dari botol.

5. Psikologi Gestalt

Pendirinya adalah Max Wertheimer (1880-1943) tetapi ia bekerjasama dengan kedua temannya yaitu Kurt Koffka (1886-1941) dan Wolfgang Kohler (1887-1967) yang keduanya dipandang sebagai the confounder. Ketiga tokoh ini mempunyai pikiran yang searah.

Salah satu eksperimen dari kaum Gestali yang cukup terkenal dalam psikologi belajar adalah eksperimen Kohler yang berkaitan dengan problem solving. Kohler menggunakan simpanse sebagai hewan coba. Menurut Kohler apabila Organisme dihadapkan pada suatu masalah maka akan terjadi ketidakseimbangan kognitif (cognitive disequilibrium) dan ini akan berlangsung sampai masalah tersebut terpecahkan. Karena menurut gestalt apabila terdapat ketidakseimbangan kognitif hal ini akan mendorong organisme menuju kea rah keseimbangan (equilibrium).

6. Psikoanalisis

Pendirinya adalah Sigmund Freud (1856-1939). Tujuan dari psikoanalisis adalah membawa ke tingkat kesadaran mengenai ingatan atau pikiran-pikiran yang direpres atau ditekan, yang diasumsikan sebagai sebuah prilaku yang tidak normal dari pasiennya.

7. Psiko Humanistik

Abraham Maslow (1908-1970) yang merupakan bapak dari psikologi humanistic menjadi terkenal karena teori motivasinya yang tercermin dalam bukunya “motivation and Personality”. Ia menunjukan teori tentang hierarchy of needs.kebutuhan-kebutuhan ini adalah innate, yaitu:

1) Kebutuhan- Kebutuhan Fisiologis

2) Kebutuhan akan rasa aman

3) Kebutuhan akan rasa cinta dan memiliki

4) Kebutuhan akan Penghargaan

Apabila kebutuhan yang satu telah terpenuhi, demikian seterusnya. Kebutuhan untuk aktualisasi diri merupakan kebutuhan yang paling tinggi. Menurut Maslowpsikologi harus lebih manusiawi, yaitu lebih memusatkan perhatiannya pada masalah-masalah kemanusiaan. Ada empat cirri psikologi yang berorientasi humanistic, yaitu:

1. Memusatkan pernatian pada person yang mengalami dan karenanya berfokus pada pengalaman sebagai fenomena primer dalam mempelajari manusia.

2. Menekankan pada kualitas-kualitas yang khas manusia, seperti kreativitas, aktualisasi diri sebagai lawan dari pemikiran tentang manusia yang mekanistis dan reduksionistis.

3. Menyadarkan diri pada kebermaknaan dalam memilih masalah-masalah yang akan dipelajari dan prosedur-prosedur penelitian yang akan digunakan.

4. Memberikan perhatian penuh dan meletakan niali yang tinggi pada kemulyaan dan martabat manusia tertarik pada perkembangan potensi yang inheren pada setiap individu ( Misiak dan Sexton, 1988).

8. Psikologi Kognitif

Yang mendorong berkembangnya psikologi kognitif adalah pernyataan Watson (seorang behavioris) yang menyatakan bahwa psikologi harus menyingkirkan segala referensi yang berkaitan dengan kesadaran. Psikologi kognitif memandang psikologi sebagai suatu ilmu tentang prilaku dan proses mental (the science of behavior and metal processes).

0 Comments:

Posting Komentar

jangan lupa komentarnya y teman-teman???

 
FaceBlog © Copyright 2009 CAMPURBRO | Blogger XML Coded And Designed by Edo Pranata | Blogger Templates